Mahasiswa Malang kepung dan bakar ban di depan depo Pertamina
Terminal bahan bakar minyak (BBM) di Jalan Halmahera Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (18/11) dikepung ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga BBM.
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu secara bergantian mendatangi terminal BBM tersebut dan menggelar unjuk rasa di kawasan itu.
Seperti dilansir Antara, aksi mahasiswa dari kedua organisasi itu mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian mulai dari stadion luar Gajayana hingga terminal BBM. Puluhan mahasiswa tersebut berjalan kaki sekitar lima kilometer dari stadion menuju lokasi unjuk rasa di Jalan Halmahera.
Bahkan, selain berorasi, protes mahasiswa atas kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM bersubsidi itu juga diwujudkan dengan aksi membakar ban di depan Terminal BBM.
Ketua Umum PC PMII Malang Habiburrahman mengatakan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM merupakan kebijakan yang salah, sebab harga minyak dunia sekarang sedang turun.
"Malaysia saja menurunkan harga BBM karena harga minyak dunia turun, tetapi mengapa pemerintah Indonesia justru menaikkan harga BBM bersubsidi," tegasnya.
Menurut dia, kenaikan harga BBM justru akan membuat inflasi semakin tinggi, akibatnya rakyat semakin susah. Kebijakan ini sangat merugikan dan meresahkan rakyat, bahkan kenaikan harga BBM membuktikan bahwa Indonesia masih belum berdaulat dalam hal pengelolaan minyak bumi.
"Adanya mafia migas dan masuknya perusahaan asing membuat Indonesia tidak pernah berdaya dalam pengelolaan minyak bumi. Oleh karena itu, kami mahasiswa menuntut agar pemerintah membatalkan kebijakannya menaikkan harga BBM karena kebijakan ini salah, sehingga harus dibatalkan dan harga BBM diturunkan," tegasnya.
Pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM Senin (17/11). Harga premium yang sebelumnya hanya Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter dan solar yang sebelumnya seharga Rp 5.500 per liter menjadi Rp 7.500 per liter atau ada kenaikan rata-rata sebesar Rp 2.000 per liter.
0 komentar:
Posting Komentar